top of page

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Saya sungguh tidak punya banyak referensi mengenai Papi, ayah suami saya. Pergaulan saya dengannya tidak terlalu banyak walau sering bertemu. Beliau seorang yang pendiam tidak banyak bicara, dan seperlunya. Pembicaraan kami seringkali seputar bagaimana beliau merawat mami dan diabet-nya, bagaimana beliau menemukan banyak bungkus permen dan coklat di bawah tempat tidur atau di laci mesin jahit.

 

Papi, yang nama lengkapnya Mochamad Rochadi Kastaham, penggemar lagu-lagu Beatles terutama Hey Jude. Beliau berpenampilan tinggi dan cenderung kurus, yang menurun kepada suami saya. Beliau sangat tertib terhadap hal-hal yang berhubungan dengan makanan dan kesehatan. Di menu makannya selalu ada buah. Pepaya adalah buah favoritnya. Bila saya sekeluarga makan bersama mereka berdua di restoran, beliau akan mengumpulkan mentimun atau tomat penghias dari piring lain yang tidak dimakan sebagai dessert bila buah tidak tersedia. Untuk soal kebersihan, mami selalu membawa gunting di tasnya untuk menggunting sedotan minuman bagian atas karena menurut beliau pasti bagian itu sudah dipegang oleh pelayan restoran.

 

Beberapa kali papi dan mami sengaja menjemput kami berempat atau sebaliknya untuk makan bersama di restoran. Misalnya, di Art and Curio di Gondangdia atau restoran Mirasari di Menteng, dan beberapa restoran lain. Atau mereka berdua sengaja datang ke rumah kami di Cikoko waktu itu, untuk bertamu. Setiap datang tidak pernah tidak menelpon terlebih dahulu, jadi tidak pernah ada kejutan buat kami atas kehadiran mereka. Semua serba terencana tujuan kedatangannya, harinya dan jamnya. Pernah suatu kali papi menelpon saya akan mampir ke rumah lengkap dengan alasannya yaitu akan memberikan microwave yang mereka dapatkan sebagai hadiah, untuk saya. Dan hebatnya, bila berjanji hampir tidak pernah meleset. Bila ada perubahan, mereka akan segera memberi kabar.

 

Semua serba teratur, seperti acara minum teh sore yang selalu tepat waktunya antara pukul 16:00 s/d 17:00, apabila kami sedang menginap di rumah mereka. Acara selanjutnya kemudian adalah bergantian mandi sore. Piring yang tersedia di rumah mereka sudah ada yang punya. Pernah saya makan memakai piring yang ternyata milik paman yang sedang tinggal di rumah, dan saya harus menggantinya dengan piring yang lain. Saya juga pernah tertinggal handphone ketika kami berkunjung ke rumahnya. Peringatan mengenai adakah barang yang tertinggal di setiap kami pulang berkunjung selanjutnya menjadi kalimat rutin papi. Dalam benaknya, mungkin, kok ada ya orang yang tidak bisa mengorganisir diri ?  

 

Saya terkaget, ketika oleh-oleh atau makanan yang saya bawa untuk mereka ditanyakan harga belinya. Ternyata mereka akan memberi ganti kepada saya. Semula saya agak tersinggung kemudian memaklumi bahwa hal itu dilakukan terhadap banyak hal semata karena tidak ingin merepotkan orang lain dalam apapun. Walaupun keliru menurut saya bila dilakukan terhadap keluarga sendiri, saya dapat memaklumi pertanyaan-pertanyaan seperti itu.

 

Saya 'dituduh' suami saya sebagai pembawa warna baru di pergaulan keluarganya. Sebelum kehadiran saya, mereka tidak punya tradisi acara ulang tahun. Kehangatan mengucapkan selamat, memberi hadiah, dan khusus berkumpul walau enam kali dalam setahun, selain lebaran tentunya, akhirnya menular dengan selalu mengajak kami makan di restoran atau di rumah ketika mereka berdua berulang tahun. Dan, peluk cium, memuji, menjadi hal yang akhirnya mulai biasa dilakukan. Walau belum sampai bisa becanda norak atau bermanja-manja seperti yang biasa terjadi di keluarga besar saya, setidaknya suasana resmi, kaku, dan tidak hangat yang pertama dahulu terasa di saya, sudah mulai mencair.

 

Saya dan Papi juga bisa berkomunikasi dengan seru apabila bicara soal bidang yang sama-sama kami geluti, human resources. Beliau puluhan tahun menangani hr di Garuda Indonesia, sebelum akhirnya pindah ke IAT setelah pensiun. Sayangnya, Papi kemudian meninggal dunia di tahun 2004 karena masalah di lambungnya setelah mengalami tiga kali operasi. Papi yang selalu menjaga kesehatan, terjaga makanannya, justru kemudian bermasalah dengan lambungnya. Sampai saat ini hal yang masih misteri bagi kami termasuk bagi tim dokter yang merawatnya.

 

Saya akan terkenang sosok Papi ketika berhadapan dengan suami saya. Mereka mirip secara postur, walau kurang terlalu mirip secara karakter.

 

  

HEY JUDE - Beatles
00:00 / 00:00
bottom of page