top of page

KLINIK CEDERA TULANG DAN OTOT

 

 

Usia lebih setengah abad ternyata bukan cuma kekuatan bekerja di depan laptop sampai tengah malam yang menurun, tetapi ternyata tulang belulang juga mulai tidak fleksibel dan ngambek jika kita memaksa mengangkat sesuatu melawan struktur engselnya. Ini terjadi pada saya. Tangan kanan saya tidak saja serasa mati rasa, tetapi sakit luar biasa. Suatu pagi saya sampai menangis karena sakit sekali rasanya ketika menggerakkan tangan kanan. Ternyata semalaman saya tidur sambil beralaskan tangan kanan yang sakit tersebut.  

 

Ikhtiar sudah dilakukan. Saya oleskan 'mbah marto' penyembuh segala macam penyakit, saya lakukan senam dinding terhadap tangan kanan tersebut, saya tempelkan koyo, saya berdoa minta kesembuhan. Semua masih nihil. Si tangan kanan tambah sakit dan berasa mulai kebal. Saya periksakan ke dokter siapa tahu osteoporosis saya mulai parah. Ternyata untuk ukuran umur saya, tingkatannya masih tergolong bagus. Mereka minta saya terapi yang biaya sampai paket terakhir yang dianjurkan ternyata cukup mahal. 

 

Singkat cerita, datanglah adik bontot saya dengan cerita mengenai kesembuhan cedera otot tulang belakang lehernya. Promosinya, mau diterapi bagaimanapun tidak akan sembuh selama posisi keseleonya tidak dibikin betul. Saking sayang dan inginnya dia melihat kakak perempuannya sembuh seperti dirinya, dia beri saya sangu untuk pergi ke Yogya, ke Laboratoriun Klinik Terapi Fisik FIK Universitas Negeri Yogyakarta, Jalan Colombo Barat Gedung Olahraga UNY. Sekalian nomor teleponnya : 0274-6663956.   

 

 

 

 

 

 

 

Singkat ceritanya lagi, akhirnya saya berangkat ke Yogya bersama seorang klien kantor saya, yang juga sahabat saya, ibu Ani, yang 'mengada-adakan' tugas pekerjaan bagi saya ke Yogya setelah saya cerita mau berobat ke Yogya. Kami menginap di Hotel Eidelweiss yang dekat dengan Jalan Colombo, selama tiga hari. Hari ke dua, pagi hari sebelum pukul 10:00 kami sudah sampai di lokasi Klinik, mendaftar di buku tamu beranda klinik walau klinik belum buka. Pukul 10:00 tepat klinik dibuka kemudian kami didata mengenai derita yang dirasa. Di list cedera ada berbagai macam cedera, seperti cedera leher, punggung, bahu kanan, bahu kiri, tangan kanan, tangan kiri, pinggang, panggul kanan, panggul kiri, lutut kanan, lutut kiri. Masing-masing bertarif 70 ribu rupiah. Sungguh harga yang murah untuk penderitaan yang dirasa. Ada juga biaya untuk pijak relaksasi seluruh tubuh 150 ribu rupiah.

 

Akhirnya tiba giliran saya dan ibu Ani untuk diterapi. Setelah mengganti baju dengan baju yang disediakan, saya di massage untuk pelemasan otot di bagian yang sakit. Setelah selesai datanglah sang terapist. Tanya-tanya sebentar, kedua bahu saya dipencet untuk tahu seberapa keras Aw yang keluar dari mulut saya. Aw di bahu kanan lebih keras dari Aw di bahu kiri. Lalu kedua bahu di-krek gitu bunyinya. Dipencet lagi, Aw di bahu kiri menghilang dan Aw di bahu kanan melemah. Lalu dari posisi seperti memeluk dari belakang sang terapist mengangkat kedua tangannya ke arah bahu saya, krek, maka hilanglah Aw di bahu kanan saya. Selesai sudah dalam 3 menit.

 

Setelah memberi wejangan : jangan olahraga dulu selama 3 hari, tangannya jangan diputar-putar, jangan dihimpit waktu tidur, tidurnya telentang saja ; sang terapist terdengar suaranya di ruang lain. Begitu saja, penderitaan selama 3 bulan hilang dalam 3 menit.

 

Ibu Ani sendiri, karena cedera ototnya yang umurnya menahun dan menyebar mulai dari pergelangan tangan, panggung kanan, dan lutut kiri, tampaknya tingkat sembuhnya baru sampai lumayan.

 

Cerita berikutnya, sekitar dua bulan dari pengobatan ke Yogya, suami saya terpaksa berjalan pincang.  Penyebabnya adalah rasa ngilu di tulang ekornya, yang sejak belasan tahun sakitnya hilang timbul, kali ini sakitnya menetap. Penderitaannya hampir sama dengan cedera otot bahu saya.

 

Ketika saya berusaha mengatur mengajaknya berobat ke Yogya, Ibu Ani, klien saya yang baik bercerita bahwa apa yang dikerjakan terapist di Yogya sebetulnya pernah beliau lihat waktu anak semata wayangnya cedera otot setelah bermain baseball. Kemudian per telepon saya membuat janji dengan : Bapak Heriyanto di nomor telepon : 0813.18985772 atau 0858.88222755. Pak Heriyanto biasa diikutsertakan dalam tim kejuaraan-kejuaraan olahraga di dalam dan luar negeri terutama untuk PBSI, Shiatsu, dan Taekwondo. 

 

Cerita akhirnya, suami saya seperti saya sampaikan mengalami cedera otot di tulang ekornya, tetapi yang pertama dilakukan pak Heriyanto adalah melipat kedua kaki suami saya yang dalam posisi tengkurap ke arah bokongnya. Terlihat kaki kirinya tidak bisa melipat dengan rapat karena sakit. Kemudian beliau memijat kedua kaki suami saya mulai dari pangkal paha sampai ujung jari kaki, terutama di bagian belakang lutut kiri. Kemudian baru pinggul dan otot di sekitar tulang ekor. Semua kegiatan hanya memakan waktu sekitar 15 menit. Dan ketika suami saya diminta tengkurap dan melipat kakinya ke arah bokong, kedua kaki sudah bisa merapat ke bokongnya, dan samasekali tidak ada rasa sakit. Begitu saja. Derita belasan tahun selesailah sudah dalam waktu 15 menit saja. 

 

Karena pak Heriyanto menjawab : 'terserah berapa saja' ketika kami menanyakan mengenai biaya pengobatan, maka kami kurang tahu pasti apakah biaya 250 ribu cukup untuk pelayanan yang diberikannya atau tidak. Sebelumnya saya mendapat informasi dari ibu Ani, bahwa beliau membayar sebesar Rp. 200 ribu sekitar setahun lalu. Mudah-mudahan ikhlas, dan terimakasih telah menyembuhkan suami saya.

IT'S A MAN WORLD - Joss Stone
00:00 / 00:00
bottom of page