top of page

INTEGRITAS 

 

 

Di kantor salah satu klien, saya melihat Desi dari bagian akunting keluar dari toilet kemudian beberapa saat sibuk di gudang tempat penyimpanan. ‘Mau ambil tissue toilet bu.’, jawabnya, ketika saya bertanya sedang melakukan apa. ‘Memang tissue-nya habis ?’, tanya saya lagi. ‘Iya bu, saya pemakai terakhir. Soalnya kasihan nanti orang lain sudah terlanjur pakai toilet tapi gak ada tissue-nya. Saya kan yang tahu tissue-nya habis’, katanya beralasan. Saya memastikan Desi bukan sekedar rajin, tapi Desi adalah seorang yang memiliki integritas.  

 

Secara lebih jauh lagi soal integritas di tempat kerja, saya mendapatkan beberapa contoh yang menurut saya merupakan perilaku keseharian karyawan yang memiliki integritas. Dia adalah karyawan yang : bekerja di jam istirahat karena sesuatu hal yang urgen untuk perusahaan, ketika seharusnya bersosialisasi, makan siang, atau menelpon pasangan ;  menunjukkan rasa hormat kepada rekan kerja dengan percakapan dan empati yang tepat ; membagi informasi kerja kepada bawahan atau rekan kerja sehingga mereka akan tahu apa yang akan terjadi dan apa yang perlu dilakukan ; mematuhi kebijakan dan prosedur perusahaan ; melakukan apa yang dijanjikannya ; tidak menggunakan peralatan kantor untuk kepentingan pribadi ; bekerja sama sebagai sebuah tim ; tidak pernah mencuri barang milik perusahaan ; jika menemukan diri berada dalam konflik kepentingan dengan perusahaan, sesegera mungkin memutuskannya ; tidak menerima pujian atas pekerjaan orang lain, termasuk mencuri ide orang lain sebagai miliknya ; tidak bergosip tentang keburukan karyawan lain tanpa mengkonfirmasi kepada yang bersangkutan ; menolak, jika perusahaan meminta untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kode etik pribadi, walau itu berarti kehilangan pekerjaan, dan memutuskan mencari perusahaan yang lebih etis untuk bekerja.

 

Masa sekarang ini, Integritas  adalah salah satu nilai fundamental yang dicari perusahaan ada di karyawannya. Karyawan yang memiliki integritas memiliki hubungan baik dengan rekan kerja, pelanggan, dan stakeholder. Kejujuran, kepercayaan, dan bertindak dengan terhormat adalah prinsip dasar orang yang memiliki integritas. Bukan hanya ketika dia berperan sebagai karyawan.

 

Orang-orang yang menunjukkan integritas dapat dipercaya dan diandalkan. Mereka berprinsip dan dapat diandalkan untuk berperilaku dengan cara yang terhormat bahkan ketika tidak ada yang melihat.

 

Dalam lingkup besar atau kecil, dalam situasi terlihat atau tidak terlihat, karyawan memiliki kesempatan untuk menunjukkan integritas mereka, setiap hari. Jika integritas menjadi karakter yang ditunjukkan sebagian besar karyawan, dapat dipastikan perusahaan telah mempekerjakan orang yang tepat.

 

Integritas adalah kualitas seseorang untuk bersikap jujur ​​dan memiliki prinsip-prinsip moral yang kuat. Hal ini umumnya merupakan pilihan pribadi untuk menempatkan dirinya pada standar moral dan etika secara konsisten.

 

Menurut saya, kejujuran bisa ada tanpa integritas, tetapi tidak ada integritas tanpa kejujuran. Meskipun integritas membutuhkan kejujuran, bukan berarti kita harus selalu berkata sejujur-jujurnya ​​kepada orang lain. Kita harus benar-benar jujur ​​hanya terhadap diri kita sendiri. Kejujuran adalah proses batin. Namun, integritas membutuhkan lebih dari sekedar kejujuran. Karena ketika akan mentransformasikan prinsip kita, kita harus melihat fakta-fakta yang ada dan menyampaikannya dengan cara-cara terhormat. 

 

Pengusaha, pemimpin bisnis dan karyawan bisa mendapatkan keuntungan dari integritas di tempat kerja. Integritas melibatkan pertimbangan moral dan karakter, kejujuran dan prinsip kepemimpinan. Individu yang menunjukkan integritas di tempat kerja tidak hanya memahami benar dan salah, tetapi mereka mempraktekkannya dalam semua yang mereka lakukan. Hal ini bermanfaat dalam lingkungan bisnis di mana tindakan yang dapat dipercaya adalah dasar bagi hubungan bisnis yang sukses.

 

Kejujuran mendorong komunikasi terbuka antara pengusaha, karyawan dan rekan kerja. Hal ini menyebabkan hubungan yang efektif dalam sebuah organisasi. Ketika karyawan jujur ​​tentang berbagai aspek pekerjaan mereka yang perlu perbaikan, pengusaha dapat mengambil tindakan dan menawarkan bantuan. Sebaliknya, pengusaha yang terbuka tentang kebijakan perusahaan dan perubahan yang mempengaruhi organisasilah, yang mendapatkan kepercayaan di mata karyawan.

 

Kerahasiaan adalah salah satu contoh dari integritas di tempat kerja. Pengusaha memiliki kewajiban untuk menjaga informasi tertentu. Pelanggaran kebijakan kerahasiaan dapat menyebabkan denda, dan kemungkinan tuntutan hukum. Tetapi lebih dalam dari itu, menanamkan kepercayaan terhadap karyawan akan mendorong pertimbangan tulus dari karyawan secara pribadi untuk tetap menjaga kerahasiaan perusahaan.

 

Pengusaha dan karyawan juga dapat menampilkan integritas di tempat kerja melalui kepemimpinan. Ketika kita memimpin dengan mencontohkan, kita menetapkan dasar suatu perilaku kerja. Memimpin dengan contoh meningkatkan kesadaran pribadi, dan kepekaan terhadap orang lain, yang diperlukan untuk perilaku etis dan integritas.

 

Dalam hukum, prinsip diterapkan secara universal. Orang yang berkuasa dan masyarakat umum, menempati posisi yang sama di mata hukum. Secara etika pribadi, misalnya, orang tidak boleh mencuri kecuali kita hidup di dunia yang setiap orang adalah seorang pencuri. Tetapi integritas memiliki kesetiaan kepada prinsip-prinsip rasional yang berlaku secara universal, dan bukan kesetiaan kepada keinginan pribadi.

 

Integritas menuntut pengetahuan dan kepatuhan terhadap aturan tertulis dan tidak tertulis. Integritas juga bertindak secara konsisten tidak hanya dengan apa yang secara umum diterima sebagai moral, apa yang orang lain pikirkan, tapi terutama dengan apa yang etis.

 

Seorang teman saya, laki-laki, selalu melihat seseorang dari kesetiaannya pada pasangannya. Menurutnya, bila terhadap orang terdekatnya saja orang itu bisa tidak memiliki integritas, bagaimana terhadap yang lain. Untuk hal yang sama dalam situasi berbeda, teman saya yang lain, seorang berkebangsaan Jepang, juga seorang laki-laki, bahkan harus menghindar dari berpapasan di salah satu mall di Jakaarta dengan seorang kenalannya. Saat itu kenalannya sedang berjalan bersama isterinya. Teman saya ini merasa tidak bisa menatap wajah isteri kenalannya itu karena di pertemuan teman saya ini dengan sang suami sebelumnya, si suami membawa wanita lain yang bukan isterinya.  

 

Integritas adalah keberanian untuk mengatakan tidak, keberanian untuk menghadapi kebenaran. Melakukan hal yang benar karena hal itu benar. Integritas nyata adalah melakukan hal yang benar, dan mengetahui bahwa tidak ada yang akan tahu apakah kita melakukannya atau tidak. Mungkin ujian untuk integritas adalah rusaknya harga diri akibat penolakan terhadap yang kita lakukan, dan tuntutan untuk terjadinya kompromi.

 

Sebagaimana disebut di awal, seseorang yang memiliki integritas adalah seseorang yang berkata, berbuat, dan mentransformasikan prinsip-prinsipnya berdasarkan fakta yang terjadi dan dengan cara-cara yang terhormat. Bila tidak berdasarkan fakta, namanya fitnah atau sekedar ceramah kejujuran. Bila dilakukan dengan cara-cara yang salah dan tidak terhormat atau tidak menghormati orang lain, walau konten-nya betul, menjadikannya kontraproduktif. Bahkan, harus siap-siap dikriminalisasi.

 

Pendeknya, orang yang memiliki integritas adalah orang yang berani jujur sekaligus bijaksana. Sedemikian langkanya saat ini orang yang memiliki integritas, sehingga kita terkadang terkejut sekaligus terpana ketika seseorang berani menampakkan jati dirinya membela kebenaran.  

 

 

 

 

NO QUARTER - Led Zeppellin
00:00 / 00:00
bottom of page